Senin, 29 Juni 2015

Tips ibadah pada bulan Ramadhan

Secara bahasa puasa berarti imsak atau menahan. Secara istilahi puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya, dari fajar sampai terbenamnya matahari. Jadi nika dijelaskan secara hakiki puasa yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, dari fajar sampai terbenamnya matahari disertai menjaga diri dari perbuatan.


Rasulullah SAW bersabda :

خمس يفطرن الصائم الكدب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

“Lima hal yang merusak orang puasa, yaitu bohong, gosip, mengadudomba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat.”


Berikut tips sukses beribadah Ramadhan:


1. Agar puasa bermanfaat bagi kesehatan
Lakukanlah praktek puasa Rasulullah sebagai berikut : 1) mengakhirkan waktu sahur dan tidak berlebihan, 2) menyegerakan berbuka bila sudah waktu maghrib, sunnah dengan makanan yang manis (biasanya Rasulullah berbuka dengan 3 buah kurma), lalu shalat maghrib, baru dilanjutkan berbuka.

2. Puasa juga harus diisi dengan tirakat
Disamping mencegah segala hal yang membatalkan puasa, kita juga harus mencegah perbuatan nafsu angkara murka yaitu hal-hal yang dapat merusak pahala puasa, seperti marah, bohong, gosip, sumpah palsu, mengadudomba, memfitnah, bermusuhan dan melihat dengan syahwat, menjaga telinga dari mendengar yang tidak baik, dan menjaga diri dari segala perbuatan dosa.

3. Selalu sholat tarawih
 Di samping mendapat fadilah-fadilah tertentu dalam tarawih, sholat tarawih pun sangat baik bagi kesehatan, karena saat sholat tarawih, tubuh kita melakukan metabolisme dalam keadaan tubuh bergerak, oleh karena itu tidak ada ruginya jika tarawih 20 raka’at sebagaimana kesepakatan 4 madzhab.

5. Memperbanyak tadarus Al-Qur'an, i'tikaf dan dzikir
Tadarus, itikaf dan dzikir di bulan Ramadhan adalah amalan yang sangat mulia, selain itu dengan hal seperti ini kita juga dapat membuat meramaikan Masjid  musholah, buat masjid / musholah lebih tampak ramai pada bulan ramadhan.

6. Memperbanyak sedekah
Terlebih-lebih memberi makanan untuk berbuka puasa, seperti memberi ta’jil (memberi makanan untuk berbuka puasa, mendapat pahala puasa satu hari)

7. Berusaha memperoleh keutamaan malam lailatul qadr

 yaitu memperbanyak beribadah pada satu malam di bulan Ramadhan. Dalam berbagai hadits dijelaskan, kemungkinan datangnya lailatul qadr pada malam-malam ganjil di 10 malam akhir Ramadalan, terutama pada malam ke-27.

8. Manfaatkan idul fitri untuk bersilaturahim dan saling memaafkan
Sehingga kita bersih dari dosa dalam hubungan sosial sesama manusia, dan menjaga ukwah tali silaturahim.
Insya Allah dengan puasa dan tarawih, dosa dalam hubungan dengan Allah telah diampuni. Maka dari itu idul fitri, kita bagaikan bayi yang baru dilahirkan, tidak ada dosa sedikitpun. Amin


Namun sudah tentu, keistimewaan ini diperuntukkan hanya bagi orang yang berpuasa dengan benar dan memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, Rasulullah mengatakan, bahwa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan manfaat dari puasanya, kecuali lapar dan haus.

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kekurangan.
.

Sabtu, 27 Juni 2015

Mengangkat tangan dan mengusap muka setelah berdo'a

Mengangkat tangan dan dan mengusap wajah sesudah berdo’a itu bukan amalan yang sekedar tradisi yang tanpa dasar, hal ini adalah sunnah Rasulullah saw.
berdoa dg mengangkat tangan
Salah satu haditsnya, oleh Ibnu Abbas:
إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فاذا فرغت فامسح بهما  وجهك (رواه ابن ماجه)

Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya. Dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya.

Demikian pula keterangan beberapa ulama dalam beberapa kitab. Bahkan para ulama menganjurkan  agar semakin tinggi pula mengangkat tangan. Adapun ukuran mengangkat tangan adalah setinggi kedua belah bahu. Kitab I’anatut Thaibin Juz Dua diterangkan:
ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه ومسح الوجه بهما بعده
Dan diwaktu berdoa disunnahkan mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi kedua bahu, dan disunnahkan pula menyapu muka dengan keduanya setelah berdo’a.

Keterangan ini ditambahi oleh Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdy dalam Al-Hawasyil Madaniyyah .
وغاية الرفع خذو المنكبين الا اذا شتد الأمر
Batas maksimal mengangkat tangan adalah setinggi kedua bahu, kecuali apabila keadaan sudah amat kritis, maka ketika itu bolehlah melewati tinggi kedua bahu.

Tetapi, di masa kini banyak kelompok yang meragukan dan menolak sunnah Rasulullah saw ini. Sungguh hal ini bukanlah sesuatu yang baru karena dulu telah disinggung oleh pengarang kitab al-Futuhatur rabbaniyyah:
قال المصنف وردت الاحاديث الكثيرة برفع اليد الى السماء فى كل دعاء من غير حصر ومن ادعى حصرها فقد غلط غلطا فاحشا
Sang pengarang telah berkata bahwa “telah ada hadits-hadits yang tak terbatas banyaknya mengenai mengangkat tangan ke langit ketika berdo’a, barang siapa menganggap itu tidak ada, maka ia telah keliru.


Mohon maaf jika post ini terdapat kekurangan, trmakasi semoga bermanfaat.

Popular Posts

Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.